Saturday, September 6, 2014

INDOWINPOKER AGEN POKER TERPERCAYA DAN TERBESAR DI INDONESIA >> kisah cinta abg dengan tante girang





Indowinpoker , Cerita ini adalah kisah nyata tentang anak abg dengan seorang tante girang, pada awalnya ada seorang bernama Roni, dia baru duduk di SMP. Pada suatu siang hari ketika matahari dengan marah menyinari bumi, membuat udara siang itu begitu panas. Di saat itulah Roni si anak abg pulang sekolah, rasa lelah dan lapar menyelimuti tubuhnya. Kemudian tanpa disangka-sangka. Dia melihat seorang wanita yang cantik dan memiliki tubuh montok.

Umur dari wanita itu mungkin sekitar 30 tahun, Terlihat tubuhnya begitu montok. Dan tingginya bak model sekitar 170 cm. Tante itu terlihat begitu girang melihat Roni dan menghampirinya.

Roni yang tiba-tiba di dekati oleh wanita cantik itu tiba-tibe berdegub kencang. Ada apa gerangan si tante cantik ini mendekatinya. Lalu si tante menjulurkan tangannya untuk bersalaman. Dengan keragu-raguan si Roni bersalaman. Perkenalkan nama saya Syala, kata si wanita itu. Roni! jawab roni seadaanya.

Begini tante, sedang butuh bantuan, apa Roni bisa membantu?

Bisa-bisa tante syala, emang bantuan kayak apa, tanya Roni!

Begini cerita nya, jadi kemarin tante kan sedang melakukan diet. Tahu sendirikan tubuh tante montok kayak gini. Emang sih kadang-kadang girang juga memilikinya tapi… pinginnya sih lebih langsing dari ini. Yang jadi masalah untuk melakukan diet, tante butuh sentuhan seorang lelaki.

Sentuhan kayak apa..? tiba-tiba Roni berpikiran kotor.. nih jangan-jangan tante girang?

Waduh.. maaf tante syala maksudnya apa ya? tanya roni pura-pura bingung

Masak kamu nggak ngerti sih Roni, tanya si tante girang itu lagi.

Maksudnya sentuhan kayak apa, lebih diperjelas lagi dong cerita dietnya itu. Tanya Roni.

Jadi  cerita nya begini ya Roni, tante kan punya tubuh montok, jadi ingin sekali tubunya lebih langsing dari ini. Biar kayak zaman waktu tante lagi umur abg. Tapi untuk melakukannya dibutuhkan sentuhan lelaki. Jadi kamu bisa nolong nggak Roni, tenang nanti saya bayar kok. Tetang Syala panjang lebar menjelaskan.




Dengan berani, Roni menjawab : kan tadi udah bersalaman, berarti sudah dapat sentuhan lelakinya donk!

AHA BENAR! kata syala dengan girang.

Dengan begitu nih Tante kasih uang satu juta rupiah, karena berhasil menjawab teka-teki tersembunyi ini. Jawab syala kembali dengan exspresi yang girang.

Roni yang sudah berpikirang super kotor seperti mukanya yang juga kotor semakin tambah bingung.

Maksudnya apa nih tante syala?

Kamu lihat ke arah mobil itu? jawab syala.

Seketika itu terlihat beberapa orang keluar dengan salah satunya membawa kamera televisi. Mereka berlari dengan girang ke arah Syala dan Roni. Mereke memberi selamat kepada roni yang berhasil menjawab pertanyaan yang terama sulit ini.

Cerita punya cerita, ternyata belum pernah ada satupun orang yang berhasil menjawab teka-teki dari tante girang ini. Maklum ini adalah episode pertama dimana Roni juga adalah korban pertama. Acara ini akan ditayangkan pada pukul 07:00 dengan judul “Teka-teki silang yang bersilang-silang tapi jangan dipikir pusing-pusing lebih baik main sruling”




========================================================================

http://www.indowinpoker.net/?ref=WIDVID1
Agen Judi Poker Dan Domino, Min Depo 15rb|dapatkan JACKPOT 500 Juta perhari
DOMINO Hadir di indowinpoker.Com Dalam 1 website Buruan bermain dan dapatkan Jackpot

BERMAIN POKER dan Domino MELALUI ANDROID - IPHONE - IPAD | PERTAMA DI INDONESIA |www.indowinpoker.net

Hanya di indowinpoker.net , Agen Poker Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia yang menyediakan layanan permainan poker pada Handphone Android, Iphone, dan Ipad Anda.

Hanya dengan minimal deposit Rp 15ribu saja, Anda sudah dapat menikmati permainan Poker+Domino dimana saja dan kapan pun anda mau .. ?

www.indowinpoker.net adalah sebuah product poker yang fair, semua murni adalah member vs member, ( tidak menggunakan jasa robot )

keuntungan bermain di web kami :
-minimal deposit 15 ribu rupiah
-minimal withdraw 50 ribu rupiah
-potongan meja hanya 3% dari total kemenangan
-bonus referensi sebesar 10%


Hubungi Customer Service kami di :
pin BB : 274AFF59
Tlp : +855089304356

Saturday, August 30, 2014

GURUKU TANTEKU >>INDOWINPOKER AGEN JUDI , AGEN POKER NOMOR SATU , AGEN POKER TERBAIK , AGEN POKER TERBESAR NOMOR SATU




 INDOWINPOKER AGEN JUDI , AGEN POKER NOMOR SATU , AGEN POKER TERBAIK , AGEN POKER TERBESAR NOMOR SATU
       
            Namaku SM dan sekarang umurku baru 19 tahun, dan perawakanku tinggi 171.5 cm dan kulitku sawo matang, sedangkan mataku berwarna coklat, dan kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata sekaligus pengalaman hidupku... Tahun 2004 yang lalu... Saat ini aku sekolah di salah satu SMK yang ada di tanjung pinang (kepulauan riau). Sekolahku letaknya jauh di luar kota (kira2 20 km dari kota tempat tinggalku), dan sehari-hari aku pergi menggunakan bus jemputan sekolahku, dan dari sinilah kisahku bermula...
            Pada suatu siang saat di sekolahan aku dan teman-teman sedang istirahat dikantin sekolah dan sambil bercanda ria, dan saat itu pula ada guruku (berjilbab) sedang makan bersama kami, pada saat itu pula aku merasa sering di lirik oleh ibu itu (panggil saja EKA), bu eka badannya langsing cenderung agak kurus, matanya besar, mulutnya sedikit lebar dan bibirnya tipis, payudaranya kelihatan agak besar, sedangkan pantatnya padat dan seksi, bu eka adalah guru kelasku yang mengajar mata pelajaran bahasa inggris, dan dalam hal pelajarannya aku selalu di puji olehnya karena nilaiku selalu mendapat 8 (maaf bukan memuji diri sendiri!!)  Saat didalam pelajaran sedang berlangsung bu eka sering melirik nakal ke arahku dan terkadang dia sering mengeluarkan lidahnya sambil menjilati bibirnya, dan terkadang dia suka meletakkan jari tangannya di selangkangannya dan sambil meraba di daerah sekitar vaginanya. Dan terkadang saya selalu salah tingkah di buatnya (maklum masih perjaka!!!!), dan kelakuannya hanya aku saja yang tahu.
 INDOWINPOKER AGEN JUDI , AGEN POKER NOMOR SATU , AGEN POKER TERBAIK , AGEN POKER TERBESAR NOMOR SATU

Friday, August 29, 2014

INDOWINPOKER AGEN JUDI , AGEN POKER NOMOR SATU , AGEN POKER TERBAIK , AGEN POKER TERBESAR NOMOR SATU. JUARA KELAS YG BERAKHIR MENJADI PSK





INDOWINPOKER AGEN JUDI , AGEN POKER , AGEN POKER NOMOR SATU . AGEN POKER TERBAIK . AGEN POKER TERBESAR NOMOR SATU DI INDONESIA

Memprihatinkan banyaknya prostitusi melibatkan para pelajar dibawah umur karena alasan ekonomi

Nasib orang kadang susah ditebak dan susah disangka, siapa kira, Um yang dulunya siswi pintar, bisa menjadi pekerja seks komersial (PSK) bertarif Rp 350 ribu-500 ribu untuk short time. Semasa duduk di bangku SD dan SMP, sebelum pihak sekolah mengeluarkannya, ia selalu masuk peringkat sepuluh besar di kelasnya. Namun, kecerdasan Um tak mendapat perhatian semestinya. Orangtuanya yang tinggal di Pringsewu, tergolong miskin. Saat pindah ke Bandar Lampung, gadis berusia 17 tahun ini hidup dalam lingkungan yang membuatnya nakal.

Thursday, August 28, 2014

INDOWINPOKER AGEN JUDI POKER YANG TERBAIK DAN TERPERCAYA DI INDONESIA >> Nentot singkat dengan tante haus seks



indowinpoker

indowinpoker

indowinpoker 

indowinpoker

INDOWINPOKER AGEN JUDI ONLINE POKER & DOMINO TERPERCAYA & TERBESAR DI INDONESIA >> gara2 kunci ke tinggalan






Namaku Hendriansyah, biasa dipanggil Hendri. Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi terjadi saat aku masih duduk di kelas II SMA, di kota Jember, Jawa Timur.

Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu. Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.

Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

"Waduh kunci terbawa Baron," ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.
"Lho masih di luar Hen.."
Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.
"Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang," ucapku membalas sapaannya.
"Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun," jawabnya.
"Kok kamu tidur di luar Hen."
"Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk," jawabku.
Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

"Kenapa Mbak, pintunya macet.."
"Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya." jawab Mbak Ninik.
"Kamu bisa membukanya, Hen." lanjutnya.
"Coba Mbak, saya bantu." jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

"Kletek.. kletek…" akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
"Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana."
"Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver," ucapku bercanda.
"Terima kasih ya Hen," ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.
"Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen," kata Mbak Ninik.
"Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, "jawabku basa-basi.
"Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo."
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

"Mbak, saya tidur di kursi saja."
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
"Ini bantal dan selimutnya Hen."
Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
"Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju," ujarku.
"Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa."
"Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa," ujarku menggoda.
"Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku," kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

"Kurang hangat selimutnya Hen," kata Mbak Ninik.
"Iya Mbak, mana selimut yang hangat," jawabku memberanikan diri.
"Ini di sini," kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.

"Sudah jangan bengong, ayo sini naik," kata Mbak Ninik.
"Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik," kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.
"Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat," katanya.
"Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong," kataku.
"OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku."
Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

"Ayo bukalah bajuku," kata Mbak Ninik.
Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

Setelah Mbak Ninik benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

"Oh, Hen nikmat sekali rasanya.."
Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.

"Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya," katanya.
"Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue," jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

"Naik ranjang yuk," ucap Mbak Ninik.
Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.


"Masih belum puas menjilatinya Hen."
"Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati."
"Ganti yang lebih nikmat dong."
Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

"Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah.."
"Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah.."
Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
"Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah.."
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
"Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah.."

Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

"Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh.."
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.
"Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah.."
"Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…"
Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

"Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt.."
"Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt.."
Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

"Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih," kata Mbak Ninik.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
"Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan," jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

"Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen…"
"Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii.."
Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

"Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi.."
Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.
"Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat.."
"Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat.."

Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.
 blog-apa-aja.blogspot.com


"Kamu nggak sekolah Hen," tanya Mbak Ninik.
"Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja."
"Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang.."
Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benar-benar terjadi

========================================================================


Agen Judi Poker Dan Domino, Min Depo 15rb|dapatkan JACKPOT 500 Juta perhari
DOMINO Hadir di indowinpoker.Com Dalam 1 website Buruan bermain dan dapatkan Jackpot

BERMAIN POKER dan Domino MELALUI ANDROID - IPHONE - IPAD | PERTAMA DI INDONESIA |www.indowinpoker.net

Hanya di indowinpoker.net , Agen Poker Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia yang menyediakan layanan permainan poker pada Handphone Android, Iphone, dan Ipad Anda.

Hanya dengan minimal deposit Rp 15ribu saja, Anda sudah dapat menikmati permainan Poker+Domino dimana saja dan kapan pun anda mau .. ?

www.indowinpoker.net adalah sebuah product poker yang fair, semua murni adalah member vs member, ( tidak menggunakan jasa robot )

keuntungan bermain di web kami :
-minimal deposit 15 ribu rupiah
-minimal withdraw 50 ribu rupiah
-potongan meja hanya 3% dari total kemenangan
-bonus referensi sebesar 10%


Hubungi Customer Service kami di :
Yahoo Messenger : indowinpoker_cs1@yahoo.com & indowinpoker_cs2@yahoo.com
pin BB : 274AFF59
Tlp : +855089304356



Tuesday, August 26, 2014

INDOWINPOKER AGEN JUDI ONLINE POKER & DOMINO TERPERCAYA & TERBESAR DI INDONESIA >> Sex dengan istri pak guru



http://www.indowinpoker.net/?ref=WIDVID1

Seks dengan istri pak guru

Indowinpoker , Seperti kisahku yg lalu ( Bujangan Ting-tingku yang hilang ) aku kembali terbelenggu dengan
Kenangan bercinta dengan seorang istri guru SD dikampungku…
Awalnya cerita ini dimulai ketika di rumah Pamanku mengkhitankan adik sepupuku…
Sebagai sorang keponakan pastinya aku ga ketinggalan untuk membantu prosses hajatannya,
Dengan membantu bikin tenda, menata meja kursi dan lain-lain sampai pada saat hajatannya
Dimulai, akupun sibuk membantu menyiapkan peralatan di dapur…
Siang tamu banyak berdatangan, datang silih berganti sampai menjelang maghrib…orang-orang
Sudah mulai lengang dan kami semua yang seharian membantu perayaan duduk-duduk santai sambil mengobrol,merokok dan bersenda-gurau dengan teman-teman dan keluarga..
“ Aku haus nih, gua ambil minuman dulu yach?”..kataku.
Kemudian aku pergi kedapur mengambil minuman.
Di pintu dapur aku berpapasan dengan Mba Ani, dia adalah istri guru SD di kampungku. Orangnya ramah, masih muda,kulitnya ngga begitu putih tapi mulus..
“ Mau kemana?” sapanya sambil tersenyum.
“ Mau ambil minum nih,” jawabku sambil jalan melewatinya.
Tiba-tiba ada benda yang menyentuh kemaluanku, seperti solah-olah disentil.
Akupun tengok sana,tengok sini..siapa yang tadi baru menyentuhku?...
Aku jadi bingung..ga ada orang lain disitu selain kami berdua.
Aku menengok kebelakang dan melihat mba Ani sedang tersenyum-senyum melihatku.
“Nyari apa?” tanyanya sambil tersenyum manis. “ E..engga….” sahutku bingung.
Setelah ambil minum aku segera beranjak keluar dari pintu dapur..tiba-tiba Mba Ani memegang
Tanganku sambil berbisik,” Ntar malem jam 8 aku tunggu di depan rumahku ya?.”.bisiknya sambil tangan satunya lagi meremas celana bagian depanku..Aku terdiam dan ngga bisa menjawab, ngga mengiyakan tapi juga ga menolak menikmati rasa nikmat di kemaluanku.
Akupun segera melepaskan diri, takut ada yang nglihat..
Aku kembali kedepan ketempat ruang tamu dan bergabung kembali dengan yang lain ..
Senja mulai merangkak menuju malam..
Suasana kampung kian sepi,..gelap,maklum belom ada listrik.
Aku bingung, apa Mba Ani nyuruh beneran yach?Antara bimbang dan ragu, ternyata hasrat kelakianku lebih besar ..Jam 8 malam aku pulang melewati Depan rumah Mba Ani.
Dari jauh ,dalam keremangan malam kulihat sesosok tubuh wanita berdiri di depan rumahnya.
“ Ih lama banget sich”, katanya setelah aku dekat dengannya.
Aku diam saja ga bisa menjawab. “ Kamu temenin Mba yach? Mas Iwan lagi ngajar di kampung sebelah”. Katanya lagi.
“ Emang ga ada orang?” tanyaku.
“ Ga ada, makanya mba takut.” Sahutnya lagi.
“ Ya udah”, aku mengiyakan. Kemudian kami berdua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu.
“ Temenin aku ngambil minum yuk,’ katanya selang beberapa saat kemudian.
Kemudian dia mengandeng tanganku menuju dapur. Bagai kerbau dicocok hidungnya, aku ngekor saja tanpa kuasa menolak dengan diselimuti berbagai perasaan.
Sampai didapur, mba Ani bukannya bukannya mengambil minuman, tanpa terduga dia menciumi
bibirku dengan penuh bergairah..
“ Aku sudah begitu lama loh pengin ngewe ama kamu”. Bisiknya sambil melumat bibirku.
Aku tak kuasa menahan gejolak kemudaanku. Sambil membalas melumat bibirnya, tanganku
mulai menggerayangi tubuhnya yang masih padat berisi itu. Maklum dia sudah kawin 2 tahun
tapi masih belum punya anak. Tanganku meremas pantatnya yang kenceng dan bahenol sambil lidahku kukait-kaitkan ke lidahnya diantara mulutnya yang menganga merah mendesah.
Kuputar tanganku kebagian depan dan menyentuh dareah memeknya yang agak kasar tapi kok
ngga berbulu ngga seperti punya Mba Rom ( Bujangan Ting-tingku yang hilang).
Ternyata dia sudah ngga memakai celana dalam sedari tadi.
Jari tengahkupun langsung meluncur masuk ke liang memeknya yang sudah basah kuyup karena lender kenikmatannya.
“Ayuh kekamar yuk”. Katanya. “ Jangan ah, takut Mas Iwan pulang”. Jawabku.
“ Ga papa kok, dia pulangnya paling jam 12 maleman “.
“ Besok aja yach, di rumahku, besok aku kan libur sekolah, datang aja jam 7 setelah bapak dan ibuku berangkat kerja” kataku. Kontolku sebenernya sudah ngga tahan untuk segera masuk ke dalam memeknya. Tapi rasa takut ketahuan melebihi birahiku.
“Ya udah, besok yach, tapi jangan bohong”. Katanya setengah memohon.
Kamipun melepaskan pagutan kami dengan rasa berat hati.
Keesokan harinya, jam 7 kedua orang tuaku sudah berangkat. Akupun mulai deg-degan.” Datang ga yach dia?’ kataku dalam hati.
Tiba-tiba ditengah lamunanku terdengar suara mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Aku menjawab dan segera membuka pintu, dan ternyata Mba Ani sudah berdiri dipintu sambil
tersenyum dan membawa sebuah bungkusan.
“Nih aku bawain makanan” katanya.
Diapun masuk. “ Orangtuamu mana?” tanyanya. “Sudah berangkat” jawabku.
“ Ke kamarmu aja yuk” bisiknya. Lalu kami berdua masuk kekamar sambil berangkulan seakan
pacar lama yang lama ngga berjumpa.
Tanpa basa-basi lagi kami berdua menjatuhkan tubuh kami dikasur dan saling tindih-menindih sementara mulut kami ngga henti-hentinya saling melumat dan ludah kami saling menyatu.
Aku segera duduk ,menyingkapkan roknya,dan segera mengangkangkan kedua kakinya yang montok dan mulus itu di hadapanku. Kutarik segera celana dalam warna abu-abunya.
Dan terlihat memeknya yang ga berbulu. Segera kubuka celanaku. Kontolku sudah membengkak sedari semalem. Kupegangi kedua kakinya yang mengangkang dan kuarahkan kontolku kearah
Lubang memeknya, tapi baru saja kepala kontolku menyentuh memeknya tangan Mba Ani menarik kontolku keluar dan menarik kontolku kedalam mulutnya. Dengan posisi berlawanan
dan mukaku mengarah kememeknya segera saja kedua tanganku menyingkapkan kedua bibir memeknya yang merah ranum dan terlihat lubangnya yang merah menganga menimbulkan hasratku untuk menjilati itilnya yang mungil itu. Kumasukan lidahku kedalamnya dan kujilat-jilat seluruh liang memeknya sampai basah kuyup, sementara kontolku kuayun-ayunkan ke dalam mulutnya yang mungil, sampai dia tersedak-sedak. Kujilati itilnya dengan penuh nafsu…
Maba Ani merintih-rintih sementara kontolku terus kujejalkan dan kuayun-ayunkan dimulutnya.
Beberapa saat kemudian tubuhnya mengejang dan “ ouch..ouch….crect..cret” dia mencapai klimaksnya dan dari lubang memeknya keluar bau asing cairannya yang membuat aku makin bersemangat..Kuhirup cairan basah di liangnya..sruup..
Tubuhnya terkulai lemas dan telentang tak berdaya.serta nafasnya yang tersengal-sengal…
Aku segera memutar tubuhku…kukangkangkan kedua kakinya..dan kuarahkan kontolku yang masih basah dengan ludahnya kearah memeknya yang menganga menggairahkan..Blessek..
“Ach..” kurasakan begitu nikmat rasanya, kontolku serasa dipijit-pijit dinding lentur dan hangat serta basah itu. Kurebahkan tubuhku di atas tubuhnya yang montok serta menggairahkan..
Mba Ani hanya bisa mendesah,merintih, dan mengaduh-aduh…
Kuremas-remas payudaranya yang kenyal dan menantang itu, serta kusumbat mulutnya yang menganga itu dengan mulutku, dan kusemburkan ludahku ke mulutnya..dia menelannya dan lidahnya terus mengait lidahku seakan haus akan semburan ludahku…terasa begitu nikmat..
Sementara kontolku terus kuayun ayun dengan keras, kadang lembut….sampai beberapa saat kemudian..
Tubuhku mengejang , kontolku terasa begitu nikmat tiada tara..dan “ crut..crut..achhh”.
“Aku keluar mba”….Kedua tangannya menarik pantaku, memasukan kontolku lebih dalam lagi, seakan-akan dia ngga mau cairan spermaku tertumpah setetespun keluar…
Tubuhku tergeletak di atas tubuhnya, sementara dia memandangiku dengan penuh kepuasan…
Dan dia terus memegangi pantatku, tidak mau melepaskan…”Jangan dicabut , biarin aja sampai
Lemes sendiri di memekku”..Katanya.
Kamipun meneruskan saling melumat bibir kami, meneruskan gairah kami, sampai kemudian kontolku kembali mengeras…dan kemudian kami mengulanginya kembali sampai 4 kali…
Menjelang siang diapun pulang dengan senyum kepuasan..dan aku tertidur pulas dengan segala
Kepuasaan yang mendalam……
Dan peristiwa itu sering kembali terulang dan terulang…
Sementara akupun masih berbuat yang sama dengan Mba Rom, dan terasa kenikmatan itu
membuatku semakin ketagihan dan ketagihan akan memek-memek yang lain…
Dilain cerita akan kuungkapkan lagi nikmatnya bercinta dengan perempuan-perempuan yang lain… Lihat juga cerita seks kami yang lain, khusus cerita cerita seks indonesia .

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Agen Judi Poker Dan Domino, Min Depo 15rb|dapatkan JACKPOT 500 Juta perhari
DOMINO Hadir di indowinpoker.Com Dalam 1 website Buruan bermain dan dapatkan Jackpot

BERMAIN POKER dan Domino MELALUI ANDROID - IPHONE - IPAD | PERTAMA DI INDONESIA |www.indowinpoker.net

Hanya di indowinpoker.net , Agen Poker Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia yang menyediakan layanan permainan poker pada Handphone Android, Iphone, dan Ipad Anda.

Hanya dengan minimal deposit Rp 15ribu saja, Anda sudah dapat menikmati permainan Poker+Domino dimana saja dan kapan pun anda mau .. ?

www.indowinpoker.net adalah sebuah product poker yang fair, semua murni adalah member vs member, ( tidak menggunakan jasa robot )

keuntungan bermain di web kami :
-minimal deposit 15 ribu rupiah
-minimal withdraw 50 ribu rupiah
-potongan meja hanya 3% dari total kemenangan
-bonus referensi sebesar 10%


Hubungi Customer Service kami di :
pin BB : 274AFF59
Tlp : +855089304356

Saturday, August 23, 2014

INDOWINPOKER AGEN JUDI POKER & DOMININO ONLINE TERPERCAYA & TERBESAR DI INDONESIA >> Pengalaman perjaka


agen judi online terbesar dan terpercaya


Indowinpoker , Pengalaman seseorang perjaka yang hidup bertetangga dengan seorang ibu muda cantik, mbak cantik yang biasa disebut atau di panggil Mbak ana, Mbak ana bisa dikategorikan sebagai gadis, walau umurnya sudah melewati umumnya seorang gadis, tapi dia belum menikah, hanya karena dia sudah lebih dewasa maka dia di panggil mbak, walau bukan cerita tante girang, tapi crita kali ini cukup menantang untuk di simak, Selamat menikmati...

Namaku Andi mahasiswa di sebuah universitas terkenal di Surakarta. Di kampungku sebuah desa di pinggiran kota Sragen ada seorang gadis, Ana namanya. Ana merupakan gadis yang cantik, berkulit kuning dengan body yang padat didukung postur tubuh yang tinggi membuat semua kaum Adam menelan ludah dibuatnya. Begitu juga dengan aku yang secara diam-diam menaruh hati padanya walaupun umurku 5 tahun dibawahnya, tapi rasa ingin memiliki dan nafsuku lebih besar dari pada mengingat selisih umur kami. Kebetulan rumah Mbak Ana tepat berada di samping rumahku dan rumah itu kiranya tidak mempunyai kamar mandi di dalamnya, melainkan bilik kecil yang ada di luar rumah. Kamar Mbak Ana berada di samping kanan rumahku, dengan sebuah jendela kaca gelap ukuran sedang. Kebiasaan Mbak Ana jika tidur lampu dalam rumahnya tetap menyala, itu kuketahui karena kebiasaan burukku yang suka mengintip orang tidur, aku sangat terangsang jika melihat Mbak Ana sedang tidur dan akhirnya aku melakukan onani di depan jendela kamar Mbak Ana.

Ketika itu aku pulang dari kuliah lewat belakang rumah karena sebelumnya aku membeli rokok Sampurna A Mild di warung yang berada di belakang rumahku. Saat aku melewati bilik Mbak Ana, aku melihat sosok tubuh yang sangat kukenal yang hanya terbungkus handuk putih bersih, tak lain adalah Mbak Ana, dan aku menyapanya, "Mau mandi Mbak," sambil menahan perasaan yang tak menentu. "Iya Ndik, mau ikutan.." jawabnya dengan senyum lebar, aku hanya tertawa menanggapi candanya. Terbersit niat jahat di hatiku, perasaanku menerawang jauh membanyangkan tubuh Mbak Ana bila tidak tertutup sehelai benangpun.

Niat itupun kulakukan walau dengan tubuh gemetar dan detak jantung yang memburu, kebetulan waktu itu keadaan sunyi dengan keremangan sore membuatku lebih leluasa. Kemudian aku mempelajari situasi di sekitar bilik tempat Mbak Ana mandi, setelah memperkirakan keadaan aman aku mulai beroperasi dan mengendap-endap mendekati bilik itu. Dengan detak jantung yang memburu aku mencari tempat yang strategis untuk mengintip Mbak Ana mandi dan dengan mudah aku menemukan sebuah lubang yang cukup besar seukuran dua jari. Dari lubang itu aku cukup leluasa menikmati kemolekan dan keindahan tubuh Mbak Ana dan seketika itu juga detak jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya, tubuhku gemetar hingga kakiku terasa tidak dapat menahan berat badanku. Kulihat tubuh yang begitu sintal dan padat dengan kulit yang bersih mulus begitu merangsang setiap nafsu lelaki yang melihatnya, apalagi sepasang panyudara dengan ukuran yang begitu menggairahkan, kuning langsat dengan puting yang coklat tegak menantang setiap lelaki.

Kemudian kupelototi tubuhnya dari atas ke bawah tanpa terlewat semilipun. Tepat di antara kedua kaki yang jenjang itu ada segumpal rambut yang lebat dan hitam, begitu indah dan saat itu tanpa sadar aku mulai menurunkan reitsletingku dan memegangi kemaluanku, aku mulai membayangkan seandainya aku dapat menyetubuhi tubuh Mbak Ana yang begitu merangsang birahiku. Terasa darahku mengalir dengan cepat dan dengusan nafasku semakin memburu tatkala aku merasakan kemaluanku begitu keras dan berdenyut-denyut. Aku mempercepat gerakan tanganku mengocok kemaluanku, tanpa sadar aku mendesah hingga mengusik keasyikan Mbak Ana mandi dan aku begitu terkejut juga takut ketika melihat Mbak Ana melirik lubang tempatku mengintipnya mandi sambil berkata, "Ndik ngintip yaaa..." Seketika itu juga nafsuku hilang entah kemana berganti dengan rasa takut dan malu yang luar biasa. Kemudian aku istirahat dan mengisap rokok Mild yang kubeli sebelum pulang ke rumah, kemudian kulanjutkan kegiatanku yang terhenti sesaat.

Setelah aku mulai beraksi lagi, aku terkejut untuk kedua kalinya, seakan-akan Mbak Ana tahu akan kehadiranku lagi. Ia sengaja memamerkan keindahan tubuhnya dengan meliuk-liukkan tubuhnya dan meremas-remas payudaranya yang begitu indah dan ia mendesah-desah kenikmatan. Disaat itu juga aku mengeluarkan kemaluanku dan mengocoknya kuat-kuat. Melihat permainan yang di perlihatkan Mbak Ana, aku sangat terangsang ingin rasanya aku menerobos masuk bilik itu tapi ada rasa takut dan malu. Terpaksa aku hanya bisa melihat dari lubangtempatku mengintip.

Kemudian Mbak Ana mulai meraba-raba seluruh tubuhnya dengan tangannya yang halus disertai goyangan-goyangan pinggul, tangan kanannya berhenti tepat di liang kewanitaannya dan mulai mengusap-usap bibir kemaluannya sendiri sambil tangannya yang lain di masukkan ke bibirnya. Kemudian jemari tangannya mulai dipermainkan di atas kemaluannya yang begitu menantang dengan posisi salah satu kaki diangkat di atas bak mandi, pose yang sangat merangsang kelelakianku. Aku merasa ada sesuatu yang mendesak keluar di kemaluanku dan akhirnya sambil mendesah lirih, "Aahhkkkhh..." aku mengalami puncak kepuasan dengan melakukan onani sambil melihat Mbak Ana masturbasi. Beberapa saat kemudian aku juga mendengar Mbak Ana mendesah lirih, "Oohhh.. aaahh.." dia juga mencapai puncak kenikmatannya dan akhirnya aku meninggalkan tempat itu dengan perasaan puas.

Di suatu sore aku berpapasan dengan Mbak Ana.
"Sini Ndik," ajaknya untuk mendekat, aku hanya mengikuti kemauannya, terbersit perasaan aneh dalam benakku.
"Mau kemana sore-sore gini," tanyanya kemudian.
"Mau keluar Mbak, beli rokok.." jawabku sekenanya.
"Di sini aja temani Mbak Ana ngobrol, Mbak Ana kesepian nih.." ajak Mbak Ana.
Dengan perlahan aku mengambil tempat persis di depan Mbak Ana, dengan niat agar aku leluasa memandangi paha mulus milik Mbak Ana yang kebetulan cuma memakai rok mini diatas lutut.
"Emangnya pada kemana, Mbak.." aku mulai menyelidik.
"Bapak sama Ibu pergi ke rumah nenek," jawabnya sambil tersenyum curiga.
"Emang ada acara apa Mbak," tanyaku lagi sambil melirik paha yang halus mulus itu ketika rok mini itu semakin tertarik ke atas.
Sambil tersenyum manis ia menjawab, "Nenek sedang sakit Ndik, yaa... jadi aku harus nunggu rumah sendiri."
Aku hanya manggut-manggut.
"Eh... Ndik ke dalam yuk, di luar banyak angin," katanya.
"Mbak punya CD bagus lho," katanya lagi.

Tanpa menunggu persetujuanku ia langsung masuk ke dalam, menuju TV yang di atasnya ada
VCD player dan aku hanya mengikutinya dari belakang, basa-basi aku bertanya, "Filmnya apa Mbak.."
Sambil menyalakan VCD, Mbak Ana menjawab, "Titanic Ndik, udah pernah nonton."
Aku berbohong menjawab, "Belum Mbak, filmnya bagus ya.."
Mbak Ana hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku.

Setelah film terputar, tanpa sadar aku tertidur hingga larut malam dan entah mengapa Mbak Ana juga tidak membangunkanku. Aku melihat arloji yang tergantung di dinding tembok di atas TV menandakan tepat jam 10 malam. Aku menebarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang nampak sepi dan tak kutemui Mbak Ana. Pikiranku mulai dirasuki pikiran-pikiran yang buruk dan pikirku sekalian tidur disini aja. Memang aku sering tidur di rumah teman dan orang tuaku sudah hafal dengan kebiasaanku, akupun tidak mencemaskan jika orang tuaku mencariku. Waktu berlalu, mataku pun tidak bisa terpejam karena pikiran dan perasaanku mulai kacau, pikiran- pikiran sesat telah mendominasi sebagian akal sehatku dan terbersit niat untuk masuk ke kamar Mbak Ana. Aku terkejut dan nafasku memburu, jantungku berdetak kencang ketika melihat pintu kamar Mbak Ana terbuka lebar dan di atas tempat tidur tergolek sosok tubuh yang indah dengan posisi terlentang dengan kaki ditekuk ke atas setengah lutut hingga kelihatan sepasang paha yang gempal dan di tengah selakangan itu terlihat dengan jelas CD yang berwarna putih berkembang terlihat ada gundukan yang seakan-akan penuh dengan isi hingga mau keluar.

Nafsu dan darah lelakiku tidak tertahan lagi, kuberanikan mendekati tubuh yang hanya dibungkus dengan kain tipis dan dengan perlahan kusentuh paha yang putih itu, kuusap dari bawah sampai ke atas dan aku terkejut ketika ada gerakan pada tubuh Mbak Ana dan aku bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Sesaat kemudian aku kembali keluar melihat keadaan dan posisi tidur Mbak Ana yang menambah darah lelakiku berdesir hebat, dengan posisi kaki mengangkang terbuka lebar seakan-akan menantang supaya segera dimasuki kemaluan laki-laki.

Aku semakin berani dan mulai naik ke atas tempat tidur, tanpa pikir panjang aku mulai menjilati kedua kaki Mbak Ana dari bawah sampai ke belahan paha tanpa terlewat semilipun. Seketika itu juga ia menggelinjang kenikmatan dan aku sudah tidak mempedulikan rasa takut dan malu terhadap Mbak Ana. Sampai di selangkangan, aku merasa kepalaku dibelai kedua tangan yang halus dan akupun tidak menghiraukan kedua tangan itu. Lama-kelamaan tangan itu semakin kuat menekan kepalaku lebih masuk lagi ke dalam kemaluan Mbak Ana yang masih terbukus CD putih itu. Dia menggoyang-goyangkan pantatnya, tanpa pikir panjang aku menjilati bibir kemaluannya hingga CD yang semula kering menjadi basah terkena cairan yang keluar dari dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan bercampur dengan air liurku.

Aku mulai menyibak penutup liang kewanitaan dan menjilati bibir kemaluan Mbak Ana yang memerah dan mulai berlendir hingga Mbak Ana terbangun dan tersentak. Secara refleks dia menampar wajahku dua kali dan mendorong tubuhku kuat-kuat hingga aku tersungkur ke belakang dan setelah sadar ia berteriak tidak terlalu keras, "Ndik kamu ngapaiiin..." dengan gemetar dan perasaan yang bercampur aduk antara malu dan takut, "Maafkan aku Mbak, aku lepas kontrol," dengan terbata-bata dan aku meninggalkan kamar itu. Dengan perasaan berat aku menghempaskan pantatku ke sofa biru yang lusuh. Sesaat kemudian Mbak Ana menghampiriku, dengan tergagap aku mengulangi permintaan maafku, "Ma..ma..afkan... aku Mbak.." Mbak Ana cuma diam entah apa yang dipikirkan dan dia duduk tepat di sampingku. Beberapa saat keheningan menyelimuti kami berdua dan kamipun disibukkan dengan pikiran kami masing-masing sampai tertidur.

Pagi itu aku bangun, kulihat Mbak Ana sudah tidak ada lagi di sisiku dan sesaat kemudian hidungku memcium aroma yang memaksa perutku mengeluarkan gemuruh yang hebat. Mbak Ana memang ahli dibidang masak. Tiba-tiba aku mendengar bisikan yang merdu memanggil namaku, "Ndik ayo makan dulu, Mbak udah siapin sarapan nih," dengan nada lembut yang seolah-olah tadi malam tidak ada kejadian apa-apa. "Iya Mbak, aku cuci muka dulu," aku menjawab dengan malas.

Sesaat kemudian kami telah melahap hidangan buatan Mbak Ana yang ada di atas meja, begitu lezatnya masakan itu hingga tidak ada yang tersisa, semua kuhabiskan. Setelah itu seperti biasa, aku menyalakan rokok Mild kesayanganku, "Ndik maafkan Mbak tadi malam ya," Mbak Ana memecah keheningan yang kami ciptakan.
"Harusnya aku tidak berlaku kasar padamu Ndik," tambahnya.
Aku jadi bingung dan menduga-duga apa maksud Mbak Ana, kemudian akupun menjawab,
"Seharusnya aku yang meminta maaf pada Mbak, aku yang salah," kataku dengan menundukkan kepala.
"Tidak Ndik.. aku yang salah, aku terlalu kasar kepadamu," bisik Mbak Ana.
Akupun mulai bisa menangkap kemana arah perkataan Mbak Ana.
"Kok bisa gitu Mbak, kan aku yang salah," tanyaku memancing.
"Nggak Ndik.. aku yang salah," katanya dengan tenang, "Karena aku teledor, tapi nggak pa-pa kok Ndik."
Aku terkejut mendengar jawaban itu.

"Ndik, Mbak Ana nanya boleh nggak," bisik Mbak Ana mesra.
Dengan senyum mengembang aku menjawab, "Kenapa tidak Mbak."
Dengan ragu-ragu Mbak Ana melanjutkan kata-katanya, "Kamu udah punya pacar Ndik.." suara itu pelan sekali lebih mirip dengan bisikan.
"Dulu sih udah Mbak tapi sekarang udah bubaran." Kulihat ada perubahan di wajah Mbak Ana.
"Kenapa Ndik," dan akupun mulai bercerita tentang hubunganku dengan Maria teman SMP-ku dulu yang lari dengan laki-laki lain beberapa bulan yang lalu, Mbak Ana pun mendengarkan dengan sesekali memotong ceritaku.

"Kalo Mbak Ana udah punya cowok belum," tanyaku dengan berharap.
"Belum tuh Ndik, lagian siapa yang mau sama perawan tua seperti aku ini," jawabnya dengan raut wajah yang diselimuti mendung.
"Kamu nggak cari pacar lagi Ndik," sambung Mbak Ana.
Dengan mendengus pelan aku menjawab, "Aku takut kejadian itu terulang, takut kehilangan lagi."
Dengan senyum yang manis dia mendekatiku dan membelai rambutku dengan mesra, "Kasian kamu Andi.." lalu Mbak Ana mencium keningku dengan lembut, aku merasa ada sepasang benda yang lembut dan hangat menempel di punggungku. Sesaat kemudian perasaanku melayang entah kemana, ada getaran asing yang belum pernah kurasakan selama ini.

"Ndik boleh Mbak jadi pengganti Maria," bisik Mbak Ana mesra.
Aku bingung, perasaanku berkecamuk antara senang dan takut, "Andik takut Mbak," jawabku lirih.
"Mbak nggak akan meninggalkanmu Ndik, percayalah," dengan kecupan yang lembut.
"Bener Mbak, Mbak Ana berani sumpah tidak akan meninggalkan Andik," bisikku spontan karena gembira.
Mbak Ana mengangguk dengan senyumnya yang manis, kamipun berpelukan erat seakan-akan tidak akan terpisahkan lagi.

Setelah itu kami nonton Film yang banyak adegan romantis yang secara tidak sadar membuat kami berpelukan, yang membuat kemaluanku berdiri. Entah disengaja atau tidak, kemudian Mbak Ana mulai merebahkan kepalanya di pangkuanku dan aku berusaha menahan nafsuku sekuat mungkin tapi mungkin Mbak Ana mulai menyadarinya.
"Ndik kok kamu gerak terus sih capek ya."
Dengan tersipu malu aku menjawab, "Eh... nggak Mbak, malah Andik suka kok."
Mbak Ana tersenyum, "Tapi kok gerak-gerak terus Ndik.."
Aku mulai kebingungan, "Eh.. anu kok."
Mbak Anak menyahut, "Apaan Ndik, bikin penasaran aja."

Kemudian Mbak Ana bangun dari pangkuanku dan mulai memeriksa apa yang bergerak di bawah kepalanya dan iapun tersenyum manis sambil tertawa, "Hii.. hii.. ini to tadi yang bergerak," tanpa canggung lagi Mbak Ana membelai benda yang sejak tadi bergerak-gerak di dalam celanaku dan aku semakin tidak bisa menahan nafsu yang bergelora di dalam dadaku. Kuberanikan diri, tanganku membelai wajahnya yang cantik dan Mbak Ana seperti menikmati belaianku hingga matanya terpejam dan bibirnya yang sensual itu terbuka sedikit seperti menanti kecupan dari seorang laki-laki. Tanpa pikir panjang, kusentuhkan bibirku ke bibir Mbak Ana dan aku mulai melumat habis bibir yang merah merekah dan kami saling melumat bibir. Aku begitu terkejut ketika Mbak Ana memainkan lidahnya di dalam mulutku dan sepertinya lidahku ditarik ke dalam mulutnya, kemudian tangan kiri Mbak Ana memegang tanganku dan dibimbingnya ke belahan dadanya yang membusung dan tangan yang lain sedari tadi asyik memainkan kemaluanku. Akupun mulai berani meremas-remas buah dadanya dan Mbak Anapun menggelinjang kenikmatan, "Te..rus... Ndik aaahh..." Kemudian dengan tangan yang satunya lagi kuelus dengan lembut paha putih mulus Mbak Ana, semakin lama semakin ke atas.

Tiba-tiba aku dikejutkan tangan Mbak Ana yang semula ada di luar celana dan sekarang sudah mulai berani membuka reitsletingku dan menerobos masuk meremas-remas buah zakarku sambil berkata, "Sayang.. punyamu besar juga ya.." Akupun mulai berani mempermainkan kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD dan iapun semakin menggeliat seperti cacing kepanasan, "Aaahh lepas aja Ndik.." Sesaat kemudian CD yang melindungi bagian vital Mbak Ana sudah terhempas di lantai dan akupun mulai mempermainkan daging yang ada di dalam liang senggama Mbak Ana. "Aaahhh enak, enak Ndik masukkan aja Ndik," jariku mulai masuk lebih dalam lagi, ternyata Mbak Ana sudah tidak perawan lagi, miliknya sudah agak longgar dan jariku begitu mudahnya masuk ke liang kewanitaannya.

Satu demi satu pakaian kami terhempas ke lantai sampai tubuh kami berdua polos tanpa selembar benang pun. Mbak Ana langsung memegang batang kemaluanku yang sudah membesar dan tegak berdiri, kemudian langsung diremas-remas dan diciumnya. Aku hanya bisa memejamkan mata merasakan kenikmatan yang diberikan Mbak Ana saat bibir yang lembut itu mengecup batang kemaluanku hingga basah oleh air liurnya yang hangat. Lalu lidah yang hangat itu menjilati hingga menimbulkan kenikmatan yang tak dapat digambarkan. Tidak puas menjilati batang kemaluanku, Mbak Ana memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang sensual itu hingga amblas separuhnya, secara refleks kugoyangkan pantatku maju mundur dengan pelan sambil memegangi rambut Mbak Ana yang hitam dan lembut yang menambah gairah seksualku dan aroma harum yang membuatku semakin terangsang.

Setelah puas, Mbak Ana menghempaskan pantatnya di sofa. Akupun paham dan dengan posisi kaki Mbak Ana mengangkang menginjak kedua pundakku, aku langsung mencium paha yang jenjang dari bawah sampai ke atas. Mbak Ana menggelinjang keenakan, "Aaahhh..." desahan kenikmatan yang membuatku tambah bernafsu dan langsung bibir kemaluannya yang merah merekah itu kujilati sampai basah oleh air liur dan cairan yang keluar dari liang kenikmatan Mbak Ana.

Mataku terbelalak saat melihat di sekitar bibir kenikmatan itu ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat seperti rawa yang di tengahnya ada pulau merah merekah. Tanganku mulai beraksi menyibak kelebatan bebuluan yang tumbuh di pinggir liang kewanitaan, begitu indah dan merangsangnya liang sorga Mbak Ana ketika klitoris yang memerah menjulur keluar dan langsung kujilati hingga Mbak Ana meronta-ronta kenikmatan dan tangan Mbak Ana memegangi kepalaku serta mendorong lebih ke dalam kedua pangkal pahanya sambil menggoyanggoyangkan pinggulnya hingga aku kesulitan bernafas. Tanganku yang satunya meremas-remas dan memelintir puting susu yang sudah mengeras hingga menambah kenikmatan bagi Mbak Ana.

"Ndik.. udah... aaahhh, masukin.. ajaaa.. ooohh..." aku langsung berdiri dan siap-siap memasukkan batang kemaluanku ke lubang senggama Mbak Ana. Begitu menantang posisi Mbak Ana dengan kedua kaki mengangkang hingga kemaluannya yang merah mengkilat dan klitorisnya yang menonjol membuatku lebih bernafsu untuk meniduri tubuh Mbak Ana yang seksi dan mulus itu. Perlahan namun pasti, batang kemaluanku yang basah dan tegak kumasukkan ke dalam liang kewanitaan yang telah menganga menantikan kenikmatan sorgawi. Setelah batang kemaluanku terbenam kami secara bersamaan melenguh kenikmatan, "Aaahh..." dan mulai kugoyangkan perlahan pinggulku maju mundur, bagaikan terbang ke angkasa kenikmatan tiada tara kami reguk bersama. Bibir kamipun mulai saling memagut dan lidah Mbak Ana mulai bermain-main di dinding rongga mulutku, begitu nikmat dan hanggat. Liang senggama Mbak Ana yang sudah penuh dengan lendir kenikmatan itupun mulai menimbulkan suara yang dapat meningkatkan gairah seks kami berdua. Tubuh kamipun bermandikan keringat.

Tiba-tiba terdengar teriakan memanggil Mbak Ana. "Aaaan... Anaaa.." Kami begitu terkejut, bingung dan grogi dengan bergegas kami memungut pakaian yang berserakan di lantai dan memakainya. Tanpa sadar kami salah ambil celana dalam, aku memakai CD Mbak Ana dan Mbak Ana juga memakai CD-ku. Kemudian aku keluar dari pintu belakang dan Mbak Ana membukakan pintu untuk bapak dan ibunya.

Keesokan harinya aku baru berniat mengembalikan CD milik Mbak Ana dan mengambil CD-ku yang kemarin tertukar. Aku berjalan melewati lorong sempit diantara rumahku dan rumah Mbak Ana. Kulihat Mbak Ana sedang mencuci pakaian di dekat sumur belakang rumahku. Setelah keadaan aman, aku mendekati Mbak Ana yang asyik mencuci pakaian termasuk CD-ku yang kemarin tertukar. Sambil menghisap rokok sampurna A Mild, "Mbak nih CD-nya yang kemarin tertukar," sambil duduk di bibir sumur, sekilas kami bertatap muka dan meledaklah tawa kami bersamaan, "Haa.. Haaaa..." mengingat kejadian kemarin yang sangat menggelikan. Setelah tawa kami mereda, aku membuka percakapan, "Mbak kapan main lagi, kan kemarin belum puas." Dengan senyum yang manis, "Kamu mau lagi Ndik, sekarang juga boleh.." Aku jadi terangsang sewaktu posisi Mbak Ana membungkuk dengan mengenakan daster tidur dan dijinjing hinggga di atas lutut. "Emang ibu Mbak Ana sudah berangkat ke sawah, Mbak," sambil menempelkan kemaluanku yang mulai mengeras ke pantat Mbak Ana. "Eh...eh jangan disini Ndik, entar diliat orang kan bisa runyam."

Kemudian Mbak Ana mengajakku masuk ke kamar mandi, sesaat kemudian di dalam kamar mandi kami sudah berpelukan dan seperti kesetanan aku langsung menciumi dan menjilati leher Mbak Ana yang putih bersih. "Ohhh nggak sabaran baget sih Ndik," sambil melenguh Mbak Ana berbisik lirih. "Kan kemaren terganggu Mbak." Setelah puas mencium leher aku mulai mencium bibir Mbak Ana yang merah merekah, tanganku pun mulai meremas-remas kedua bukit yang mulai merekah dan tangan yang satunya lagi beroperasi di bagian kemaluan Mbak Ana yang masih terbungkus CD yang halus dan tangan Mbak Ana pun mulai menyusup di dalam celanaku, memainkan batang kemaluanku yang mulai tegak dan berdenyut.

Sesaat kemudian pakaian kami mulai tercecer di lantai kamar mandi hingga tubuh kami polos tanpa sehelai benangpun. Tubuh Mbak Ana yang begitu seksi dan menggairahkan itu mulai kujilati mulai dari bibir turun ke leher dan berhenti tepat di tengah kedua buah dada yang ranum dengan ukuran yang cukup besar. Kemudian sambil meremas-remas belahan dada yang kiri puting susu yang kecoklatan itu kujilati hingga tegak dan keras. "Uhhh.. ahhh.. terus Ndik," Mbak Ana melenguh kenikmatan ketika puting susu yang mengeras itu kugigit dan kupelintir menggunakan gigi depanku. "Aaahhh.. enak Mbak.." Mbak Anapun mengocok dan meremas batang kemaluanku hingga berdenyut hebat.

Kemudian aku duduk di bibir bak mandi dan Mbak Ana mulai memainkan batang kemaluanku dengan cara mengocoknya. "Ahhh.. uhhhhh.." tangan yang halus itu kemudian meremas buah zakarku dengan lembut dan bibirnya mulai menjilati batang kemaluanku. Terasa nikmat dan hangat ketika lidah Mbak Ana menyentuh lubang kencing dan memasukkan air liurnya ke dalamnya. Setelah puas menjilati, bibir Mbak Ana mulai mengulum hingga batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya. "Aahhh... uuuhhff..." lidah Mbak Ana menjilat kemaluanku di dalam mulutnya, kedua tanganku memegangi rambut yang lembut dan harum yang menambah gairah sekaligus menekan kepala Mbak Ana supaya lebih dalam lagi hingga batang kemaluanku masuk ke mulutnya.

"Gantian dong Ndik," Mbak Ana mengiba memintaku bergantian memberi kenikmatan kepadanya. Kemudian aku memainkan kedua puting susu Mbak Ana, mulutku mulai bergerak ke bawah menuju selakangan yang banyak ditumbuhi bebuluan yang halus dan lebat. Mbak Anapun tanpa dikomando langsung mengangkangkan kedua kakinya hingga kemaluannya yang begitu indah merangsang setiap birahi laki-laki itu kelihatan dan klitorisnya yang kemerahan menonjol keluar, akupun menjilati klitoris yang kemerahan itu hingga berlendir dan membasahi bibir kemaluan Mbak Ana. "Aaahhh... aaahh... terus... enak.." Mbak Ana menggelinjang hebat dengan memegangi kepalaku, kedua tangannya menekan lebih ke dalam lagi.

Setelah liang kenikmatan bak Ana mulai basah dengan cairan yang mengkilat dan bercampur dengan air liur, kemudian aku memasukkan kedua jariku ke dalam liang kewanitaan Mbak Ana dan kumainkan maju mundur hingga Mbak Ana menggelinjang hebat dan tidak tahan lagi. "Ndik.. ooohh.. ufff cepetan masukin aja.." Dengan posisi berdiri dan sebelah kaki dinaikkan ke atas bibir bak mandi, Mbak Ana mulai menyuruh memasukkan batang kemaluanku ke liang senggamanya yang sejak tadi menunggu hujaman kemaluanku. Kemudian aku memegang batang kemaluanku dan mulai memasukkan ke liang kewanitaan Mbak Ana. "Aahhh..." kami bersamaan merintih kenikmatan, perlahan kuayunkan pinggulku maju mundur dan Mbak Ana mengikuti dengan memutar-mutar pinggulnya yang mengakibatkan batang kemaluanku seperti disedot dan diremas daging hidup hingga menimbulkan kenikmatan yang tiada tara. Kemudian kuciumi bibir Mbak Ana dan kuremas buah dadanya yang montok hingga Mbak Ana memejamkan matanya menahan kenikmatan. "Ahhh... uhhh..." Mbak Ana melenguh dan berbisik, "Lebih kenceng lagi Ndik." Kemudian aku lebih mempercepat gerakan pantatku hingga menimbulkan suara becek, "Jreb.. crak.. jreb.. jreb..." suara yang menambah gairah dalam bermain seks hingga kami bermandikan keringat.

Setelah bosan dengan posisi seperti itu, Mbak Ana mengubah posisi dengan membungkuk, tangannya berpegangan pada bibir bak mandi kemudian aku memasukkan batang kemaluanku dari belakang. Terasa nikmat sekali ketika batang kemaluanku masuk ke liang senggama Mbak Ana. Terasa lebih sempit dan terganjal pinggul yang empuk. Kemudian tanganku memegangi leher Mbak Ana dan tangan yang lain meremas puting susunya yang bergelantungan. "Uuuhhh... ahhh enak Ndik," dan aku semakin mempercepat gerakan pantatku. "Uuuhhh.. uuuhhh Ndik, Mbak mau keluar," akupun merasakan dinding kemaluan Mbak Ana mulai menegang dan berdenyut begitu juga batang kemaluanku mulai berdenyut hebat. "Uuuhhhk.. aahh.. aku juga Mbak.." Kemudian tubuh Mbak Ana mengejang dan mempercepat goyangan pinggulnya lalu sesaat kemudian dia mencapai orgasme, "Aaahh... uuuhh..." Terasa cairan hangat membasahi batang kemaluanku dan suara decakan itupun semakin membecek "Jreeb... crak... jreb.." Akupun tak tahan lagi merasakan segumpalan sesuatu akan keluar dari lubang kencingku. "Aaahhh... ooohhh... Mbak Anaaa..." Terasa tulang-tulangku lepas semua, begitu capek. Akupun tetap berada di atas tubuh sintal Mbak Ana. Kemudian kukecup leher dan mulut Mbak Ana, "Makasih Mbak, Mbak Ana memang hebat.." Mbak Anapun cuma tersenyum manis.

Setelah kejadian itu, aku dan Mbak Ana selalu melakukan hubungan seks jika kami menginginkannya sampai sekarang dan kebetulan tepat tanggal 12 Agustus 2013 Mbak Ana terlambat bulan, tapi untungnya pada tanggal 4 Nopember 2013 Mbak Ana mengalami keguguran padahal kami telah sepakat akan membuka rahasia kami pada kedua orang tua tapi niat itu kami batalkan ketika terjadi keguguran itu dan kami masih selalu melakukan hubungan seks itu sampai sekarang. Rahasia ini hanya kami berdua yang tahu sampai kukirim kisah ini. Kami berencana di awal tahun 2014 akan melaksanakan pernikahan, kami minta doa restu kepada para pembaca semoga kami dapat membangun keluarga yang bahagia lahir dan batin.

Sebagian kisah sex kadang membuat kita birahi, bernafsu dan ingin mencoba seperti apa yang di kishkan pada cerita sex tersebut, tapi ada juga hikmah dari balik semua cerita sex tante girang yang selama ini menjadi cerita daam blog ini. baiknya kita arif dan menjadi orang yang menjadikan cerita orang lain sebagai pelajaran..

========================================================================

Agen Judi Poker Dan Domino, Min Depo 15rb|dapatkan JACKPOT 500 Juta perhari
DOMINO Hadir di indowinpoker.Com Dalam 1 website Buruan bermain dan dapatkan Jackpot

BERMAIN POKER dan Domino MELALUI ANDROID - IPHONE - IPAD | PERTAMA DI INDONESIA |www.indowinpoker.net

Hanya di indowinpoker.net , Agen Poker Pertama dan Satu-Satunya di Indonesia yang menyediakan layanan permainan poker pada Handphone Android, Iphone, dan Ipad Anda.

Hanya dengan minimal deposit Rp 15ribu saja, Anda sudah dapat menikmati permainan Poker+Domino dimana saja dan kapan pun anda mau .. ?

www.indowinpoker.net adalah sebuah product poker yang fair, semua murni adalah member vs member, ( tidak menggunakan jasa robot )

keuntungan bermain di web kami :
-minimal deposit 15 ribu rupiah
-minimal withdraw 50 ribu rupiah
-potongan meja hanya 3% dari total kemenangan
-bonus referensi sebesar 10%


Hubungi Customer Service kami di :
Yahoo Messenger : indowinpoker_cs1@yahoo.com & indowinpoker_cs2@yahoo.com
Pin BB : 274AFF59
Tlp : +855089304356

Thursday, August 21, 2014

INDOWINPOKER AGEN JUDI ONLINE TERBESAR DAN TERPERCAYA DI INDONESIA >> Aku seorang wanita simpanan dan pangillan


Kumpulan Cerita Panas


Indowinpoker Sudah sangat klise rasanya memberikan alasan tentang mengapa akhirnya aku jadi wanita simpanan dan panggilan. Uang. Itulah alasan satu-satunya, atau paling tidak yang paling utama. Jutaan wanita panggilan di dunia ini bekerja untuk yang satu itu. Uang. Tak lebih tak kurang.
Tetapi tidak semua wanita panggilan berawal dari kebutuhan akan uang. Aku kehilangan keperawananku 8 tahun yang lalu, bukan karena aku butuh uang. Aku memberikan keperawananku karena orangtuaku yang membutuhkan kepastian. Entah kepastian apa, tetapi mereka selalu bilang bahwa aku harus hidup layak, karenanya harus menikahi seseorang yang memiliki kepastian. Seorang pemilik perusahaan besar. Orangtuaku menganggap perusahaan adalah salah satu bentuk kepastian, padahal akhirnya perusahaan juga bisa bangkrut. Tiga tahun setelah perkawinan itu, Arman -suamiku- tewas dalam kecelakaan lalulintas. Ia pulang dari sebuah pertemuan pemilik saham dalam keadaan mabuk. Pertemuan itu sendiri konon sangat kacau, karena berakhir dengan kesepakatan untuk tidak melanjutkan perusahaan yang dibebani hutang jutaan dollar. Suamiku tewas oleh galaunya sendiri, setelah sadar bahwa ia tak bisa mempertahankan perusahaan yang diwarisinya dari orangtuanya.
Kehidupan ekonomi ku langsung hancur. Orangtuaku minta maaf, tetapi untuk apa minta maaf kepadaku? Orang tua Arman ikut terpukul, karena suamiku adalah anak laki-laki tunggal. Kakak dan adiknya semua telah menikah, ikut suami-suami mereka hidup jauh dari sini. Orangtuaku maupun orangtua Arman sama-sama tak bisa menanggungku lagi. Untunglah kami belum punya anak, karena Arman belum mau punya anak.
Kehidupan psikologis ku juga hancur. Terutama karena aku terlalu bodoh membiarkan diriku bergantung sepenuhnya kepada suami. Aku tidak tahu, sampai sekarang, apakah aku mencintainya. Tetapi aku menggantungkan diri kepadanya, luar-dalam. Ia adalah pria pertama yang hadir dalam kehidupanku. Aku baru berusia 17 waktu menikah, dia berusia 26. Selama sekolah, aku belum pernah pacaran, walau selusin lebih teman pria berusaha mendekati. Aku cuma pernah sekali dicium, itu pun karena si nakal penciumnya menipu ku dengan pura-pura akan berbisik. Aku tak menikmati sama sekali ciuman yang cuma 2 detik itu.
Dengan Arman, aku masuk ke dunia suami-istri seperti seorang buta dituntun seseorang yang terlatih untuk menuntun orang buta. Malam pertama kami tak kan pernah kulupakan. Ia begitu sabar menuntunku, membangkitkan sesuatu yang kemudian tak pernah tidur lagi!
Baiknya kuakui saja, seks adalah sesuatu yang sangat kusukai, dan Arman lah yang memberikan kesukaan itu pertama kali. Aku berhutang sepanjang hayat pada pria yang telah membawakan padaku sensasi indah itu. Perasaan ku padanya tidaklah bisa dibilang cinta, terutama karena aku sendiri tak tahu apa itu cinta.
Rupanya, tubuhku menyukainya, tetapi hatiku tak pernah bisa memutuskan. Gairahku cepat terbangkit kalau disentuhnya, tetapi perasaanku kepadanya biasa-biasa saja, seperti perasaanku kepada lelaki lain. Ia tidak seganteng bintang film pujaanku, tidak segagah teman sekelasku, tidak semenarik seseorang yang pernah kulihat di sebuah mal.
Tetapi almarhum suamiku adalah pecinta ulung. Di atas ranjang, ia bisa membuatku ketagihan. Percumbuan kami tak pernah sebentar, kecuali pada malam pertama atau ketika ia sedang tidak enak badan (dua atau tiga kali saja sepanjang perkawinan permainan cinta kami berlangsung 10 menit). Aku selalu bisa mengalami klimaks berkali-kali, dan suamiku selalu sanggup menunggu sampai aku melewati setidaknya 3 klimaks. Belum pernah rasanya kami bersetubuh kurang dari 1 jam.
Sebulan setelah menikah, suamiku memperkenalkan kenikmatan jilatan lidahnya. Suatu malam ia membuatku terduduk di sofa, mengangakan selanganku, dan menjilati bagian-bagian sensitif kewanitaanku, membuatku menggelepar-gelepar. Sejak itu aku selalu menjaga kebersihan dan keharuman selangkanganku, karena setiap hari aku ingin dijilati di sana, walau tentu tak setiap hari harapanku itu terpenuhi. Namun setidaknya setengah dari orgasme-orgasmeku datang dari lidahnya yang cekatan. Membayangkan lidahnya saja bisa membuatku merinding sendiri.
Almarhum pula yang bisa menyetubuhiku dengan berkepanjangan, dan memberikan padaku kenikmatan berkesinambungan. Pada awalnya aku beranggapan bahwa orgasme hanya datang dalam interval-interval. Tetapi suatu malam Arman mencumbuku 2 jam penuh, tanpa sekali pun melepaskan kejantanannya dariku. Ia menggenjot-genjotkan tubuhnya dengan berbagai irama dan dari berbagai posisi. Ia menindihku dan menggenjot pelan dan panjang. Ia membalikkan tubuhku dan menyetubuhiku dari belakang. Ia membuatku bergantung di pinggir ranjang dan menggejot dari samping. Ia melakukan segalanya dengan seksama, sementara aku sejak awal dilanda orgasme. Tak berhenti sampai akhirnya ia letih sendiri, dua jam kemudian.
Kini, setelah ia meninggal dan dikubur, aku seperti layang-layang putus talinya. Pada hari pemakaman aku menangis sejadi-jadinya, walau aku tak pernah mengerti untuk apa aku menangis. Apakah karena kehilangan sumber nafkah, ataukah karena kehilangan sumber kenikmatan? Atau apa?
Yang terang, setelah Arman meninggal, perlahan-lahan keadaan ekonomi ku memburuk. Aku tidak punya pengetahuan apa-apa. Sekolah ku hanya SMA, tanpa keahlian lain selain membuat sayur asam. Orangtua dan mertuaku pun tak berdaya, mereka sudah terlalu tua untuk menanggungku. Kakak-kakak ku tak pernah hidup lebih baik dari ku, sehingga rasanya berlebihan kalau bergantung kepadanya.
Pekerjaan pertamaku sangat membuatku tertekan. Sebuah restoran membutuhkan pelayan, dan seorang teman Arman (pria yang matanya selalu nakal memandangku) membawaku ke sana. Pemilik restoran memuji penampilanku (bukan sombong, wajah dan tubuhku sanggup membuat pria berputar 180 derajat kalau berpapasan). Segera aku diterimanya, diberi seragam yang agak sempit (tapi justru menonjolkan keseksianku). Gajiku langsung disamakan dengan seorang yang telah berpengalaman, dan aku langsung dimusuhi teman-teman sesama pelayan.
Pekerjaan itu cuma berusia 5 hari. Pemilik restoran terlalu sering memanggilku ke kantornya, dengan alasan ingin berbincang-bincang. Tetapi matanya itu! Matanya selalu menatap bokong dan dada ku di setiap kesempatan. Pada hari keenam, aku tidak hadir. Pada hari ketujuh, pemilik restoran mengirimkan amplop gaji sebulan penuh lewat seorang supir. Ada surat pendek mengatakan ia ingin bertemu denganku di sebuah tempat, yang ternyata adalah sebuah motel. Surat itu kusobek sekecil-kecilnya. Tetapi uang di dalam amplop kuterima dengan lega. Setidaknya, untuk sebulan ini dapur ku tetap mengepul.
Ayah mertuaku kemudian menelpon seorang sahabatnya, manajer sebuah perusahaan patungan Indonesia – Kanada. Seminggu kemudian aku menjadi pegawai administrasi di sana. Tugas pertamaku, membuat kopi untuk Alen Smith, Direktur Pemasaran Luar Negeri, dan merapikan meja kerjanya yang selalu dipenuhi surat dan dokumen. Tetapi aku mengerjakan semua ini dengan lebih antusias. Alen tidak mata keranjang, dan kantor ini terlalu sibuk untuk memperhatikan seorang wanita tak berpengalaman. Sebentar saja aku sudah kerasan, walau gajinya lebih kecil dari gaji di restoran.
Masa berkabungku akhirnya berlalu. Kalau aku mengatakan masa berkabung, bukanlah berarti sepanjang masa itu aku merasa sedih kehilangan Arman. Aku sendiri heran, dan memarahi diriku sendiri, betapa kurang-ajarnya seorang janda tidak meratapi suaminya. Tetapi apa yang harus kulakukan? Aku memang tidak bisa meratapi kematiannya, karena seluruh waktuku habis untuk memikirkan bagaimana menyambung hidupku sendiri tanpa dia. Masa berkabung bagiku bukanlah masa bersedih kehilangan suami, melainkan masa yang dipenuhi ketidak-pastian. Nah, masa itulah yang kini hilang, setelah aku akhirnya bekerja di kantor Alen. Sebulan setelah masa percobaan, aku tidak lagi mengantar kopi atau membersihkan meja. Aku mulai mengetik, mengerjakan kegiatan kesekretariatan di bawah bimbingan Mba Nungki.
Hidupku tiba-tiba berubah total. Mba Nungki menjadikan aku seorang calon sekretaris yang baik. Tetapi, bukan karena itu hidupku berubah total. Mba Nungki juga menawarkan sebuah kehidupan mewah, dan aku bersenang-hati menerima tawarannya. Itulah awal aku menjadi seperti apa adanya aku sekarang ini: seorang pekerja seks.
Ikuti cerita-cerita ku selanjutnya. Janganlah terlalu kaget jika aku terlalu berterus-terang!

Seks Tanpa Suami (1)

Delapan bulan setelah suamiku tiada, sendi-sendi kehidupan ku mulai tersusun kembali. Pekerjaan sebagai sekretaris memberikan padaku nafkah yang cukup, kalau lah tidak bisa dikatakan pas-pasan. Atas anjuran mertuaku, aku menjual rumah yang dulu dibeli mendiang untuk tempat tinggal kami. Rumah itu tidak besar, dan terjual dengan harga tidak terlalu tinggi karena lokasinya tak seberapa populer.
Tapi uang hasil penjualannya dapat kutabung sebagian, dan sebagian lagi kupakai untuk mengontrak sebuah paviliun di tengah kota, tak terlalu jauh dari kantor. Aku hidup sendirian, dengan cara yang jauh lebih sederhana daripada ketika masih bersuami. Sebagian besar gajiku habis untuk makan sehari-hari dan membeli pakaian. Sewaktu masih bersuami, aku tak begitu peduli dengan pakaian, sehingga tak banyak membelinya. Kini, setelah bekerja, aku memerlukan pakaian-pakaian yang sesuai. Selain itu, aku juga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris. Setiap akhir bulan, hanya sedikit yang bisa ku sisakan untuk menambah tabungan.
Paviliun tempat tinggal ku tertata apik. Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepi sekali rasanya hidup sendirian pada bulan-bulan pertama. Tetapi entah kenapa, aku menyukai kesendirian itu. Terlebih lagi, baru kali ini aku merasa mengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasa remaja sampai menikah pun hidupku selalu diintervensi orang lain. Kini aku bebas, dan ternyata melegakan!
Kehidupan seks ku kini muncul kembali, setelah lama tak tersentuh. Aku tak punya teman khusus pria, dan perlahan-lahan kebutuhan seks aku penuhi secara mandiri. Betul-betul lengkap rasanya kesendirian ku; tak ada suami pemberi nafkah, tak ada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja.
Jika birahi ku datang, pada saat sendirian menonton televisi, aku akan menutup semua korden. Volume tivi ku besarkan, lampu aku matikan. Duduk di sofa, aku angkat kedua kaki ku, bersandar santai ke jok yang empuk. Di dalam rumah, aku tak pernah memakai pakaian dalam, dan daster longgar adalah satu-satunya pembalut tubuhku. Dengan kaki terkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan dan jariku sendiri.
Aku biasanya mulai dengan mengelus-elus daerah sekitar kewanitaan ku yang terasa hangat. Telapak tangaku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempat bulu-bulu halus yang menghitam lebat. Pada saat seperti itu, kedua tangan ku aktif di bawah sana. Yang satu mengusap-usap bagian atas, yang lain meraba-raba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh-nyentuh bagian dalam yang cepat sekali menjadi basah. Dengan pangkal ibu jari, ku tekan-tekan pula klitoris ku, yang selalu tersembunyi di balik kulit kenyal. Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu seperti tergelincir ke kiri ke kanan akibat perlakuan tanganku. Dengan cepat, rasa hangat menyebar ke seluruh tubuh ku, dan cairan-cairan cinta terasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaan ku.
Mata ku akan terpejam, menikmati kegelian itu. Kadang-kadang aku membayangkan almarhum suami ku, tetapi akhir-akhir ini semakin sulit rasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, atau bintang film pujaanku, atau sama sekali seorang yang tak pernah ku temui. Seseorang yang hanya ada dalam hayal ku. Tak berapa lama, bibir kewanitaan ku terasa menebal, dan saling menguak seperti bunga yang merekah. Dengan jari tengah dari tangan yang lain, ku telusuri celah-celah kewanitaanku. Aku tidak pernah punya kuku panjang, karena selain menghalangi aku mengetik dengan cepat, juga karena aku malas merawatnya. Tanpa kuku, jari tengah ku dapat leluasa menimbulkan geli-gatal di bawah sana. Turun ke bawah, sampai mendekati lubang pelepasan ku, lalu naik lagi, melewati liang senggama yang mulai berdenyut-denyut lemah, melewati lubang air seni, terus … naik lebih tinggi, bertemu telapak tangan ku yang lain yang masih mengusap-usap klitoris ku. Oh,.. betapa nikmat permainan yang perlahan-lahan dan sepenuhnya dalam kendali ku ini. Terkadang jauh lebih nikmat daripada dilakukan orang lain!
Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari ku masukkan ke dalam liang kewanitaan ku. Aku memutar-mutar kedua jari itu di dalam, agar dinding-dinding kewanitaan ku mendapat sentuhan-sentuhan. Mula-mula sentuhan itu cukup ringan saja. Tetapi lalu aku mulai mengerang, karena geli-gatal semakin memenuhi seluruh tubuhku, dan rasanya ingin digaruk-diurut di bawah sana. Terutama di dinding bagian atas, tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya. Bagian itu membuat tubuhku mengejang jika tersentuh jari. Ke sanalah jari tengah ku menuju, mengurut-urut dan menekan-nekan. Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasa perlu mengangkat pinggulku, membuat posisi duduk ku semakin terkangkang.
Pada saat seperti itu, tak ada yang bisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan. Kalau pun ada yang mengetuk pintu, barangkali juga akan ku diamkan (tetapi belum pernah ada tamu pada saat seperti ini!). Mungkin gempa bumi pun tak kan mampu mengehentikanku. Tangan ku bergerak dengan cepat dan keras. Mata ku terpejam erat, mulut ku tak berhenti mengerang, karena itu aku perlu mengeraskan volume televisi.
Lalu klimaks akan datang dengan cepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liang kewanitaanku, tempat kedua jariku (kadang-kadang tiga jari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagi sanggup berada di atas klitoris, karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidak ingin jatuh bergelimpangan ke lantai. Klimaks ku selalu menggelora, selalu membuatku mengejang-menggelinjang hebat. Kedua kaki ku akhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan seperti hendak melompat. Tubuh ku berguncang. Nafas ku memburu. Kenikmatan ku tak mudah tergambarkan kata-kata.
Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal-geli belum hilang. Maka biasanya aku langsung mematikan tivi dan pergi ke kamar tidur. Di ranjang, aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kali ini dengan bantuan bantal guling. Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus-licin. Ku gesek-gesekan kewanitaan ku di sana, sehingga sering kali bungkus bantal harus kucuci keesokan paginya. Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali ku masukkan jari-jari tanganku. Dengan cepat jari-jari itu membawakan pada ku klimaks yang berikutnya, yang seringkali lebih nikmat daripada yang pertama, apalagi karena ku lakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkat sampai kedua lutut menyentuh payudara ku.
Baru lah kemudian aku tertidur dengan rasa letih yang nyaman. Otot-otot tubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, lalu dipijat seorang yang ahli. Nyaman dan damai sekali tidur ku, dengan senyum kepuasan membayang tipis di bibirku. Biasanya aku baru terbangun di pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku.
Kamar mandi adalah tempat lain yang bisa memberikan keleluasaan memenuhi hasrat birahi ku kala sendirian. Ada bak mandi dan shower yang dilengkapi extension (selang panjang) di kamar mandi ku. Sambil menyabuni tubuhku, seringkali aku berlama-lama di kedua bukit membusung di dadaku. Aku mempermainkan jari-jari ku di setiap putingku, memutar-mutar di sekitarnya, membuat bulu roma ku merinding.
Terkadang aku gemas sendiri, ku remas-remas kedua payudara ku yang dipenuhi busa sabun. Duh, enak sekali rasanya campuran rasa geli-gatal dan sedikit perih.Kalau birahi semakin memuncak, aku sambilkan pula mengusap-usap kewanitaan ku. Menggosok-gosok bagian luarnya, semakin lama semakin cepat. Busa sabun wangi segera menggunung di bagian itu, sebagian berleleran turun di kedua pahaku yang mulus, perlahan-lahan ke bawah melewati lutut ku yang agak gemetar. Gabungan rasa yang datang dari payudara dan kewanitaan ku sungguh sedap, membuat aku seperti melayang-layang, dan kedua mataku pun terpejam, kepalaku agak mendongak.
Setelah beberapa saat, aku ambil shower dari gantungannya. Tombol air kuputar maksimal, sehingga semprotan air sangat kuat memancar. Shower itu telah ku stel agar pancarannya tidak menyebar, sehingga alirannya tunggal dan kuat. Dengan semprotan itu lah aku membersihkan busa-busa di atas kewanitaan ku. Tetapi tujuan ku bukan menghapus busa itu saja. Air ku arahkan ke klitoris yang kini seperti mengintip dari tempat persembunyianya. Oh,.. nikmat sekali rasanya ketika air menerpa daging kecil yang menonjol berwarna agak kemerahan itu. Aku terpaksa menyender ke bak mandi, karena rasa geli-gatal membuat tubuh ku bergetar. Satu tangan ku pakai menguak kewanitaan ku agar klitoris terus terpampang, sementara tangan yang lain memegang shower dan mengarahkannya ke sana. Kadang-kadang, ku putar-putar shower itu agar air tidak langsung mengenai klitoris, melainkan seperti mengusap-usap pinggirannya. Duh,.. enak sekali rasanya!
Cukup lama aku merangsang bagian itu dengan air. Rasa dingin bercampur geli-gatal membuat tubuh ku membara. Aneh, memang. Bukan api yang membuat ku panas, tetapi justru dinginnya air. Pernah ku coba dengan air hangat, ternyata rasanya berbeda, agak perih dan tidak nyaman. Dengan air dingin, birahi ku justru cepat bangkit. Entah kenapa, mungkin itulah misteri alam.
Tetapi rangsangan di klitoris ku tak pernah bisa membawa klimaks. Aku selalu membutuhkan sesuatu yang dapat menyeruak ke dalam kewanitaan ku. Aku tak tahan menghadapi serbuan geli-gatal yang membuat liang kewanitaan ku seperti berdecap-decap minta diisi. Maka biasanya ku ambil botol shampo yang entah mengapa dibuat mirip kejantanan laki-laki. Apakah pabriknya sengaja, atau ini cuma kebetulan? Aku tak tahu. Yang kutahu, bentuknya bulat panjang, dengan tutup yang persis menyerupai ujung kejantanan seorang pria. Ukurannya tidak terlalu besar. Terbuat dari plastik lembut dan licin, botol itu sungguh-sungguh membuat ku tergoda.
Pertama-tama aku cuma memasukkan ujungnya yang membola. Rasanya enak sekali, menyeruak-menyerobot liang kewanitaan ku yang telah basah oleh air maupun cairan bening licin. Sambil terus mengalirkan air ke atas klitoris, aku keluar-masukkan ujung itu. Oh, aku merasakan kenikmatan luar biasa, dan kedua kaki ku pun semakin memisahkan diri. Aku tetap tersandar, dan bahkan lalu merosot turun, setengah berjongkok. Akibatnya, botol itu semakin melesak ke dalam, dan aku tersentak kaget. Bukan karena sakit, tetapi karena nikmat sekali rasanya ketika tubuh botol itu masuk setengahnya.
Aku pun semakin berani, memasuk-keluarkan benda itu semakin cepat. Kurasakan klimaks mulai datang bagai angin topan menderu-deru. Gerakan ku semakin kacau tak terkendali, dan akhirnya aku terhempas duduk di lantai dengan kaki mengangkang. Botol shampo sempat terlepas, tetapi segera kumasukkan lagi sambil tetap duduk. Sekarang tiga perempat benda itu sudah menyeruak ke dalam, membuat seluruh liang kewanitaan ku terasa geli-gatal semata. Aku mendorong-dorongnya lebih dalam, mengeluar-masukkan benda itu lebih cepat lagi. Lebih cepat lagi…… Lebih cepat lagi……. Lebih cepat lagi …… Lalu, datanglah puncak kenikmatan itu. Tubuhku mengejang-menggeliat. Shower terlepas dari pegangan, jatuh berdenting di lantai. Tangan ku yang memegang botol bergerak sangat cepat, dan tanpa sadar aku menjerit, “Aaaaaaah…!!” ketika gelombang besar orgasme ku datang menyerbu. Aku terkapar di lantai kamar mandi, tubuh ku merosot sampai hampir terlentang. Botol shampo terlempar entah kemana. Nafasku memburu. Erangan ku tenggelam oleh suara air yang masih memancar keras dari shower.
Lama kemudian aku baru bisa bangkit dan meneruskan mandi. Itu pun kalau aku tidak tergoda untuk kembali menyemprotkan shower ke bawah sana. Tak jarang aku mengulangi lagi proses yang sama, setelah membersihkan botol shampo dengan seksama. Pernah pula aku khawatir terluka oleh benda plastik itu, sehingga aku membeli kondom di apotik dan mengenakannya ke botol itu. Belakangan aku tahu, bahwa ada alat khusus yang bernama dildo. Tetapi aku tak tahu di mana mendapatkan alat itu. Lagipula, setelah melihat gambarnya, aku merasa botol shampo dibalut kondom juga sama saja.Aku sempat berganti shampo, dan -jangan heran, ya!- aku memilih bentuk kemasan terlebih dahulu sebelum memilih isinya!
=========================================================================
Hanya dengan minimal deposit Rp 15ribu saja, Anda sudah dapat menikmati permainan Poker+Domino dimana saja dan kapan pun anda mau .. ?

www.indowinpoker.com adalah sebuah product poker yang fair, semua murni adalah member vs member, ( tidak menggunakan jasa robot )

keuntungan bermain di web kami :
-minimal deposit 15 ribu rupiah
-minimal withdraw 50 ribu rupiah
-potongan meja hanya 3% dari total kemenangan
-bonus referensi sebesar 10%

Hubungi Customer Service kami di :
pin BB : 274AFF59
Tlp : +855089304356